makalah sistem informasi pada bidang penerbitan

Dosen
Pembimbing : Iis Kandar, SE.,MMSi.
Disusun
oleh :
Disna
Khoirunnisa (17310028)
Hera
Astari (17310023)
Muhamad
Faris (17310047)
Muhammad
Hakim Al-haq (17310051)
PENERBITAN 1A
POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF
JAKARTA 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesainkan pembuatan makalah ini dengan baik.
Tidak
lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Sistem
Informatika bapak IIs Kandar, SE.,MMSi. yang telah memberikan tugas pembuatan makalah
tentang implemtasi system informasi pada penerbitan.Tak lupa pula kami ucapakan
terima kasih kepada temen-teman yang telah memberikan saran dan kritiknya
selama pembuatan makalah ini.
Kami
ucapakan terimakasih pula kepada para pembaca yang telah berkenan membaca
makalah ini dengan tulus dan ikhlas. Apabila ada kekurangan, mohon dimaklumi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca sekalian.
Jakarta, 22 November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………….……i
Daftar
Isi………………………………………………………………………….…………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………….……………….….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..…………...1
1.3 Maksud
dan Tujuan……………………………………………………….....…………..….2
1.4 Metode
penulisan………………………………………………………… …………….….2 BAB
II ISI
2.1 Teori
Sistem Informasi………………………………………………………………..…….3
2.2 Teori
Penerbitan dan percetakan……………………………………………………..……..4
BAB
III PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Nama Perusahaan………………………………………………………………………...….6
3.2
Sejarah Perusahaan..…………………………………………………………………...……6
3.3
Pemilik Perusahaan……………………………………………………………………...…..9
3.4
Lokasi perusahaan……………………………………………………………………....…...9
3.5
Struktur Organisasi…………………………………………………………………….…..10
3.6
Sumber Daya yang dimiliki Perusahaan………………………………………………,,,…11
3.7
Bisnis Usaha yang dijalankan…………………………………………………………...…11
3.8
Produk yang dihasilkan………………………………………………………………...…..12
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………………….……13
BAB V KESIMPULAN…………………………………………………………………..…..14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….……..15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi
selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang pesat sesuai dengan perkembangan
zaman, perkembangan cara berpikir manusia, dan kebutuhan manusia yang
terus-menerus meningkat. Perkembangan teknologi sangat membantu manusia dan
memberikan kemudahan bagi manusia dalam menjalani aktivitas/kegiatannya.
Perkembangan teknologi juga sangat membantu dalam pengembangan sistem informasi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa
terlepas dari sistem informasi. Terutama dalam suatu organisasi atau
perusahaan, sistem informasi merupakan perangkat yang sangat penting atau
sangat dibutuhkan. Sistem informasi sangat penting untuk menunjang pengambilan
langkah/keputusan agar tercapainya suatu tujuan.
Sistem informasi digunakan di segala
bidang usaha, contohnya penerbitan dan percetakan. Sistem informasi membantu
sebuah penerbit mendapatkan data-data ataupun informasi-informasi mengenai
naskah-naskah, buku-buku yang beredar di pasaran, buku-buku apa saja yang laris
di pasaran, dan lainnya.
Serta sistem informasi merupakan bagian
vital dan sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan suatu perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian Sistem Informasi?
2. Apa
itu Penerbitan dan Percetakan?
3. Bagaimana
implementasi/penerapan sistem informasi di perusahaan penerbitan atau
percetakan yang meliputi perangkat teknologi yang digunakan?
4. Bagaimana
implementasi/penerapan sistem informasi manajemen berupa prosedur-prosedur
kerja yang meliputi penerbitan, percetakan, dan pendistribusian?
1.3 Maksud dan Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun maksud
dan tujuan dari
makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Pembaca
mengetahui definisi dari
sistem informasi
2. Pembaca mengetahui pengertian penerbitan
dan percetakan
3. Untuk mengetahui bahwa penerbitan dan percetakan itu berbeda namun
saling terikat
4. Mengetahui
bagaimana implementasi sistem informasi di perusahaan penerbitan atau
percetakan
5. Mengetahui
implementasi sistem informasi berupa prosedur-prosedur kerja
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam
makalah ini yaitu metode studi pustaka. Pengumpulan data dan informasi
dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan makalah
dari buku-buku maupun internet.
BAB II ISI
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Informasi
Menurut Murdick, R.G, sistem adalah seperangkat
elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur pengolahan yang mencari
suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data atau barang.
Selain itu, Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo
mengemukakan bahwa sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan
fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional.
Secara umum sistem adalah sekumpulan elemen atau
objek yang mencakup hubungan fungsional untuk mecapai tujuan atau sasaran.
Informasi adalah
data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan. Informasi
menjadi penting karena berdasarkan informasi para pengelola dapat mengetahui
kondisi perusahaannya. Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data atau
fakta yang dikumpulkan dengan metode ataupun cara-cara tertentu.
Menurut
Raymond Mc.leod Informasi adalah data yang telah diolah
menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi
pengambilan keputusan saat ini atau waktu mendatang.
Sedangkan menurut
Jogiyanto HM., Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data
dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan
untuk pengambilan keputusan.
Secara
keseluruhan, sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen
yang saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan
dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan
pengawasan dalam suatu organisasi untuk mecapai tujuan/sasaran.
2.2 Penerbitan dan Percetakan
Berdasarkan
kamus Leksikon Grafika, Penerbit adalah orang/pihak yang berusaha mengeluarkan
naskah sebagai barang cetakan jadi untuk disebarluaskan. Menurut Datus C. Smith
Jr, penerbit merupakan pusat segala kegiatan yang mempunyai hubungan dengan
unsur-unsur lainnya dalam industri buku. Sedangkan Penerbitan
adalah kegiatan intelektual dan profesional dalam menyiapkan naskah, menyunting
naskah, menghasilkan berbagai jenis bahan publikasi kemudian memperbanyak serta
menyebarluaskannya untuk kepentingan umum. Kegiatan penerbitan juga melalui
proses yang panjang serta melibatkan banyak waktu dan orang.
Secara
garis besar, penerbitan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu penerbitan buku
dan penerbitan pers. Penerbit buku berkonsentrasi memperbanyak literatur maupun
informasi dalam bentuk produk cetak seperti buku. Berbeda dengan penerbit buku,
penerbit pers lebih berkonsentrasi pada menyiapkan informasi-informasi aktual
yang dapat dinikmati para pembaca.
Ada
pula tugas penerbit, antara lain :
1.
Menggandakan
naskah
2. Mencari
pengarang/penulis
3. Memperkirakan
biaya produksi (meliputi bahan baku, distribusi dll)
4. Mengestimasi
daya jual
5. Menghubungi
desainer
6. Menghubungi
percetakan
7. Melakukan
promosi dan distribusi
8. Membuat
surat perjanjian penerbit-pengarang
Percetakan
adalah proses industri
untuk memproduksi secara massal tulisan
dan gambar,
terutama dengan tinta
di atas kertas
menggunakan sebuah mesin cetak. Percetakan merupakan
sebuah bagian penting dalam penerbitan.
Setelah penulis mengirim naskah dan diterima oleh penebit, naskah
selanjutnya melewati tahap editorial, tahap perwajahan dalam maupun luar sampai
disetujui menjadi dummy atau prototype buku oleh dewan redaksi. Setelah sepakat
dengan prototype buku yang dikehendaki maka buku siap
untuk dicetak oleh pihak percetakan. Dalam prosesnya
percetakan berkordinasi dengan pihak penerbit soal jenis kertas yang dipakai
maupun jumlah oplah yang dicetak. Pihak percetakan akan berusaha memaksimalkan
hasil cetakan dengan biaya yang seefektif mungkin.
Percetakan
hanya bertanggung jawab pada hasil cetakan bukan pada substansi buku yang bersangkutan.
Oleh karena itu, sering ditemui kata-kata di dalam buku atau majalah seperti
“Isi diluar tanggung jawab percetakan”. Kata-kata ini sudah memberikan gambaran
yang jelas mengenai perbedaan antara penerbit dan percetakan. Penerbit
bertanggung jawab atas substansi atau konten buku, sedangkan percetakan
bertanggung jawab atas bentuk fisik buku.
BAB
III
PROFIL
PERUSAHAAN
3.1 Nama Perusahaan
Balai
Pustaka
3.2 Sejarah
Balai
Pustaka (Ejaan Van Ophuijsen: Balai Poestaka, bahasa Jawa ejaan lama: Balé
Poestaka) adalah sebuah perusahaan penerbitan dan percetakan milik negara.Balai
Pustaka didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda dengan nama Commissie voor
de Volkslectuur (Komisi untuk Bacaan Rakyat) pada tanggal 14 September 1908,
kemudian pada tanggal 22 September 1917 barulah berganti nama menjadi ‘Balai
Poestaka’.
Pada
masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1800-an banyak sekali Koran milik pribumi
mulai bermunculan. Tulisan di Koran tersebut menggunakan bahasa Melayu yang
berisi tentang kata-kata perlawanan dan perjuangan rakyat pribumi tentang
kritik terhadap penjajahanan Belanda.
Hal
ini membuat resah pemerintah Hindia Belanda sehingga seringkali para pemilik
koran ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Ternyata dipihak lain koran-koran
baru yang mengkritik pemerintah Belanda terus bermunculan sehingga membuat
pihak penjajah merasa kewalahan.
Akhirnya
pada tahun 1908 pemerintah Belanda membuka penerbit buku yang bernama Balai
Pustaka. Tujuan Belanda membuka penerbit ini untuk mengontrol pembuatan tulisan
untuk kepentingan pencitraan kaum penjajah dan mendiskreditkan koran dan
tulisan kaum pribumi.
Awalnya
Balai Pustaka hanya menerbitkan buku cerita, prosa, novel sebagai bacaan nina
bobo kaum pribumi saja agar melupakan perjuangan kemerdekaan. Buku yang boleh
terbit diteliti oleh pihak Belanda agar jangan sampai mengandung unsur-unsur
pada perjuangan rakyat pribumi.
Penulis
yang diizinkan menerbitkan tulisannya di Balai Pustaka disortir dengan ketat
oleh pemerintah Belanda. Tentu saja sangat sedikit penulis yang bisa lolos
seleksi dan kebanyakan berasal dari Sumatera. Tidak ada penulis dari Jawa yang
bisa menerbitkan buku di Balai Pustaka.
Sedangkan
tulisan yang terbit diluar Balai Pustaka dianggap penjajah Belanda sebagai
bacaan liar. Buku terbitan Balai Pustaka harganya sangat murah agar bisa mudah
dibeli dan sebagai alat untuk menghancurkan harga buku dipasaran sehingga para
penerbit pribumi menjadi bangkrut.
Peraturan
Tulisan yang Bisa Terbit di Balai Pustaka
Isi
tulisan yang tidak memuat tentang penjajahan Belanda
Penggambaran
tentang kehidupan di perkampungan serta adat istiadatnya
Novel
yang bercerita tentang masalah negatif didesa seperti kawin paksa dan kesenjangan
antara miskin dan kaya seperti novel Siti nurbaya dan Sengsara membawa nikmat.
Berbentuk
cerita roman dan novel
Balai
Pustaka juga menerbitkan buku-buku untuk keperluan sekolah agar bisa
mendominasi kurikulum pendidikan. Semua novel karangan penulis juga banyak yang
diedit atau ditambahai untuk kepentingan para penjajah Belanda sebelum
diterbitkan.
Pada
masa penjajahan Jepang (1942-1945), Balai Pustaka tetap eksis namun menggunakan
nama lain, yaitu Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku (軍政監部国民図書局?).
Nama ini artinya kurang lebih adalah "Biro Pustaka Rakyat, Pemerintah
Militer Jepang" dan merupakan terjemahan dari nama Belanda Commissie voor
de Volkslectuur.
Ketika
masih bernama Commisie voor de Inlansche School en Volkslectuur, badan
penerbitan ini dipimpin oleh G.A.J. Hazeu yang dibantu enam orang anggota.
Pemimpin selanjutnya adalah D.A. Rinkes yang menjabat ketika badan ini sudah
bernama Kantor voor de Volkslectuur.
Sejumlah
sastrawan Indonesia pernah menjadi redaktur Balai Pustaka, di antaranya Sutan
Takdir Alisjahbana, Nur Sutan Iskandar, Achdiat K. Mihardja, Pramoedya Ananta
Toer, Utuy T. Sontani, Rusman Sutiasumarga, Hammid Jabbar, Abdul Hadi WM, dan
Subagio Sastrowardoyo.
Setelah
cendekiawan pribumi menulis untuk Balai Pustaka, kecurigaan semula tentang niat
Pemerintah Hindia Belanda di balik Balai Pustaka berangsur berkurang. Beberapa
cendekiawan itu adalah Mohammad Yamin, Agus Salim, Sutomo, Mariah Ulfah
Santoso, Amir Syarifuddin, Mangunsarkoro, Margonohadikumo, Sumanang, dan Bahder
Johan.
Perusahaan
BUMN yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan ini kini kian meredup
seiring dengan semakin memudarnya minat terhadap buku, ditambah lagi dengan
adanya perubahan kebijakan Pemerintah yang mencabut hak penerbitan Buku
Pelajaran dan Buku Bacaan di sekolah-sekolah pada tahun 2005. Seperti kata
pepatah “Bagai kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau”. Balai Pustaka
semakin terjepit di tengah persaingan yang sangat ketat di industri penerbitan
dan percetakan.
Menjelang
usianya yang ke-100, Balai Pustaka tak mau hanya diam menunggu ajalnya.
Berbagai program telah disiapkan untuk mengembalikan peran Balai Pustaka untuk
mencerdaskan anak bangsa.
3.3
Pemilik Perusahaan
Pemerintah Indonesia
3.4
Lokasi Perusahaan
Kantor
Pusat
Jalan Bunga No. 8 - 8A
Matraman, Jakarta Timur
Phone : 021-8583369 ;
082117275529
email :
ptbalaipustaka@gmail.com
Fax : 021-2962212
Website :
http://www.balaipustakaonline.com/
Unit
Percetakan I
Jalan Pulokambing Kav.
Pulogadung,
Jakarta Timur
Unit
Percetakan II
Jalan Rawa Gatal
Pulogadung
Jakarta Timur
3.5
Struktur Organisasi

3.6
Sumber Daya
Berlatar pengalaman
panjang di dunia profesional telah mempertemukan manajemen PT Balai
Pustaka (Persero) dalam upaya meneguhkan
kembali jati diri bangsa.
Komisaris Utama Hamid Basyaib
adalah lulusan Fakultas
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
yang menggeluti bidang jurnalis dan kepenulisan, dan penerbitan. Beliau telah memublikasikan
beberapa tulisannya baik berupa artikel maupun buku, yang berkaitan dengan
bidang kesusastraan, kebudayaan dan politik di Indonesia, seni, studi
Islam, sosiologi, antropologi, dan komunikasi massa.
Anggota Komisaris
Razif adalah lulusan Pascasarjana
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjahmada Yogyakarta yang
sangat konsen dengan dunia perbukuan. Beberapa karya tulis beliau sudah
dipublikasikan dalam bentuk buku maupun jurnal. Beliau merupakan peneliti utama di Institut Sejarah Sosial
Indonesia, dan juga aktif di
organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan.
Direktur Utama Saiful Bahri,
kelahiran Cilacap 19 Maret 1971 adalah lulusan Magister Manajemen Intitut Pertanian Bogor. Selain punya
pengalaman di bidang manajemen
strategis, beliau merupakan seorang
penggiat perbukuan yang ulet.
Direktur Akbar Ramli merupakan penggiat perbukuan
kelahiran Palembang, 9 Juni 1976. Beliau adalah jebolan Magister Manajemen
Universitas Padjadjaran Bandung.
Direktur Komersial
Achmad Fachrodji , kelahiran Brebes 16 Oktober 1960 adalah Doktor lulusan IPB
yang mencintai dunia sastra dan budaya Nusantara. Beberapa kali unjuk kebolehan membaca puisi di beberapa acara
pementasan puisi dan juga
pementasan mocopat. Sudah berpengalaman memimpin perusahaan baik BUMN maupun
swasta. Pernah sebagai Direktur Pemasaran dan Industri PT Inhutani I, Direktur
Pemasaran dan Produksi PT Perhutani (Persero) dan periode selanjutnya Direktur
SDM dan Administrasi, Komisaris PT
Palawi Risorsis, Presiden &
CEO PT Jasindo 66, Direktur PT Putra
Gilang Pratama, Komisaris PT Jasaindo Sri Sejahtera, terakhir menjabat Wakil
Presiden KUALA GRUP sebelum bergabung di Balai Pustaka.
Manajemen PT Balai
Pustaka (Persero) berkomitmen untuk mengukir sejarah, bahu-membahu berkoloborasi menjadikan Balai Pustaka
sebagai motor pengembang sastra dan budaya untuk generasi emas Indonesia.
3.7
Bisnis Usaha yand dijalankan
PT Balai Pustala melaksanakan penandatanganan
Perjanjian Kontrak Payung (framework contract) dengan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) terkait dengan percetakan Buku
Kurikulum 2013.
Penandatanganan
dilaksanakan di Hotel Mega Anggrek yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Balai
Pustaka (Persero) Saiful Bahri dan didampingi oleh Direktur Komersial PT Balai
Pustaka.
3.8
Produk yang dihasilkan
- Buku sastra
- Buku pendidikan
- Buku bacaan umum
- Kamus
BAB
IV PEMBAHASAN
Teknologi yang
digunakan adalah teknologi komputer, komunikasi, dan teknologi apapun yang
dapat memberikan nilai tambah untuk organisasi. Teknologi informasi dapat
diterapkan di internal atau eksternal organisasi. Internal organisasi dapat
diterapkan di fungsi-fungsi organisasi dan ditingkatan-tingkatan manajemen.
Dalam organisasi bisnis fungsi organisasi misalnya: fungsi akuntansi,
pemasaran, sumber daya manusia, produksi dan keuangan.
Teknologi informasi
juga diterapkan ditingkatan manajemen bawah, menengah dan atas. Teknologi
informasi yang diletakkan ditingkat manajer bawah disebut Transaction
Processing System (TPS) dan Proces Control System (PCS). Untuk manajer menengah
dan atas misalnya: sistem penunjang keputusan, sistem pakar, sistem ekonomi
geografis, jaringan neural buatan, sistem informasi ekskutif dan sebagainya.
Teknologi informasi
yang diterapkan secara eksternal merupakan sistem teknologi informasi internal
yang ditarik keluar organisasi menggunakan teknologi telekomunikasi. Tujuannya
untuk menjangkau pihak eksternal perusahaan dengan lebih efektif. Teknologi
informasi yang dihubungkan dengan organisasi lainnya diluar perusahaan
dimaksudkan untuk pertukaran dokumen secara elektronik, menarik sistem
teknologi informasi keluar sehinnga menjangkau langsung secara efektif pemasok
dan pelanggan perusahaan. Dimaksudkan supaya perusahaan dapat memenangkan
persaingan. Teknologi informasi merupakan alat yang memungkinkan menciptakan
keunggulan kompetisi. Banyak teknologi informasi secara teknis bagus, tetapi
gagal dalam penerapannya, karena adanya politik informasi. Contoh: keengganan
berubah menggunakan sistem teknologi informasi yang baru karena sistem ini
menurunkan kekuasaan atau kesempatan seseorang yang menyebabkan orang
bersangkutan menolak teknologi informasi.
BAB
V KESIMPULAN
Perusahaan
penerbitan merupakan suatu lembaga besar yang melibatkan beberapa orang dan
memerlukan mesin cetak serta memerlukan sistem
informasi baik itu alat teknologinya maupun system informasi manajemen berupa prosedur-prosedur kerja.
. Teknologi informasi
dapat diterapkan di internal atau eksternal organisasi. Internal organisasi
dapat diterapkan di fungsi-fungsi organisasi dan ditingkatan-tingkatan
manajemen. Dalam organisasi bisnis fungsi organisasi misalnya: fungsi
akuntansi, pemasaran, sumber daya manusia, produksi dan keuangan.
Teknologi informasi
juga diterapkan ditingkatan manajemen bawah, menengah dan atas. Teknologi
informasi yang diletakkan ditingkat manajer bawah disebut Transaction
Processing System (TPS) dan Proces Control System (PCS). Untuk manajer menengah
dan atas misalnya: sistem penunjang keputusan, sistem pakar, sistem ekonomi
geografis, jaringan neural buatan, sistem informasi ekskutif dan sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Website : http://www.balaipustakaonline.com/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Balai_Pustaka
Jogiyanto
HM., Analisis dan Disain Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek
Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta: 1999.

Komentar
Posting Komentar