Genre sastra anak
Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum. Menurut Lukens, secara garis besar ia membedakan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu :
Realisme. Realisme dalam karya sastra dipahami bahwa cerita yang dikisahkan mungkin saja ada dan terjadi, namun tidak harus ada dan terjadi. Dalam genre ini, peristiwa diceritakan secara masuk akal dan logis, dengan berbagai peristiwa, aksi dan interaksi yang seolah-olah memang benar terjadi. Selain isi dan jalan cerita yang masuk akal, cara penyelesaiannyapun juga masuk akal dan dapatdipercaya.
Ada beberapa cerita yang dapat dikategorikn ke dalam genre realisme, yaitu :
Cerita RealismeCerita realistic bercerita tentang masalah sosial dengan tokoh protagonis sebagai pelaku cerita. Konflik yang diceritakan merupakan konflik yang berhubungan dengan masalah sendiri, orang lain, ataupun masalah sosial yang bersifat realis. Untuk cerita anak, cerita diselesaikan dengan tetap mempertahankan logika dank e-realistikan. Akhir yang realis, membuat anak agar dapat memahami diri sendiri, orang lain, atau sosial, melalui tokoh-tokoh, cerita, serta konflik yang dapat dipercaya.
Realisme Binatang (animal realism) bercerita tentang binatang yang berupa nonfiksi. Dalam realism binatang ini memunculkan bentuk fisik binatang dengan habitat, cara, dan siklus hidup mereka. Namun dalam cerita binatang anak, yang biasa disebut fabel, menampilkan cerita binatang yang berkarakter seperti manusia, dapat berbicara, berpikir, dan bergerak. Jenis fabel yang mempersonifikasikan karakter manusia tersebut tidak dikategorikan sebagai realisme binatang.
Realisme Historis
Realisme historis (historical realism) mengisahkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, lengkap dengan factual-logisnya. Misalnya mendeskripsikan rumah, jalan, dan kondisi lingkungan pada saaat peristiwa berlangsung. Biasanya, cerita bersejarah mengacu pada peristiwa besar atau nama tokohnya yang memiliki nilai kesejarahan, seperti : Perang Diponegoro, Pertempuran Lima Hari di Semarang, Pengeran Imam Bonjol, Bandung Lautan Api, dan lain-lain.
Realisme Olahraga
Cerita olahraga (sport stories) adalah cerita yang berkaitan dengan keolahragaan. Realism olahraga ini juga dapat dipakai untuk menanamkan nilai kejujuran, keadilan, kedisiplinan, dan lain-lain pada diri anak.
Fiksi Formula. Genre ini disebut Fiksi Formula karena memiliki pola-pola tertentu yang membedakannya dengan jenis yang lain, misalnya cerita misteri, cerita detektif, yang memiliki pola tertentu dalam gaya penceritaannya.
Cerita fantasi. Fantasi menawarkan sesuatu yang sulit diterima. Dalam cerita fantasi menampilkan tokoh, alur, tema yang kebenarannya dipertanyakan, walaupun didalam cerita fantasi masih terdapat peristiwa realis. Misalnya cerita manusia yang berbicara dengan binatang. Jika didalam dunia nyata, perbuatan manusia tersebut patut dipertanyakan, karena merupakan hal tak wajar jika manusia berbicara dengan binatang.
Sastra Tradisional. Istilah tradisional menunjukkan bahwa cerita yang dulu, telah mentradisi, tak tahu kapan dimulainya, dan tak tahu siapa yang mengarangnya, dan dikisahkan secara lisan. Berbagai cerita tradisional tersebut telah banyak yang dibukukan, sehingga cerita tidak akan hilang dari masyarakat.
Puisi. Genre puisi anak dapat berwujud puisi lirik tembang tradisional anak, naratif, dan puisi personal. Lirik tembang anak seperti lagu nina bobo, sluku-sluku batok, cublak suweng, dan lainnya. Selain lirik tembang, puisi juga berbentuk naratif, puisi yang didalamnya mengandung cerita. Sedangkan puisi personal adalah puisi yang sengaja ditulis untuk anak-anak.
Nonfiksi. Sejumlah buku bacaan anak nonfiksi ditulis dengan kadar artistik yang tinggi, sehingga anak yang membacapun tidak jenuh, malah memperoleh pemahaman dan kesenangan. Nonfiksi ada beberapa sub genre, yaitu buku informasi dan biografi.
Sedangkan genre sastra anak menurut Burhan N, terdiri genre fiksi, nonfiksi, puisi, sastra tradisional, dan komik.
1. Fiksi. Dari segi bentuk, penulisan fiksi berupa prosa. Dari segi isi, fiksi menampilkan cerita khayal yang tidak merujuk pada kebenaran faktual. Tokoh dan peristiwa yang dikisahkan memiliki kemungkinan ada dan terjadi, meski tidak benar-benar ada dan terjadi. Jika dikaitkan dengan genre Lukens, yang termasuk dalam genre fiksi ini adalah genre fantasi, fiksi formula, realism, fiksi sejarah, serta novel anak dan cerpen anak.
2. Nonfiksi. Karangan yang menunjuk pada kebenaran faktual, sejarah, yang memiliki acuan, memiliki bukti. Genre yang berkaitan dengan Lukens adalah genre realism historis, realism binatang, dan realism olahraga, serta buku informasi dan biografi.
3. Puisi. Sebagaimana halnya dengan genre fiksi, puisi yang dimaksudkan di sini adalah puisi anak. Puisi ini memang sengaja ditulis dengan kacamata anak.
4. Sastra tradisional. Berdasakan waktu kemunculan dan penulisannya, karya sastra dapat dibedakan ke dalam sastra tradisional dan sastra modern. Sastra tradisional jika dikaitkan dengan genre Lukans adalah genre dongeng, mitos, legenda, dan fabel. Berbagai cerita tradisional tersebut telah banyak ditulis ulang dan dibukukan untuk bacaan sastra anak. Namun, meskipun sekarang ini muncul fabel yang ditulis secara modern seperti yang ada pada media massa, ia tetap saja dipandang sebagai bagian dari sastra tradisional
5. Komik. Komik adalah cerita bergambar dengan sedikit tulisan. Bahkan kadang-kadang ada gambar yang tanpa tulisan sudah dapat dimengerti oleh pembaca. Komik sastra anak adalah komik yang layak dan sengaja dimaksudkan untuk bacaan anak. Tentu saja dengan isi yang dibatasi.
Realisme. Realisme dalam karya sastra dipahami bahwa cerita yang dikisahkan mungkin saja ada dan terjadi, namun tidak harus ada dan terjadi. Dalam genre ini, peristiwa diceritakan secara masuk akal dan logis, dengan berbagai peristiwa, aksi dan interaksi yang seolah-olah memang benar terjadi. Selain isi dan jalan cerita yang masuk akal, cara penyelesaiannyapun juga masuk akal dan dapatdipercaya.
Ada beberapa cerita yang dapat dikategorikn ke dalam genre realisme, yaitu :
Cerita RealismeCerita realistic bercerita tentang masalah sosial dengan tokoh protagonis sebagai pelaku cerita. Konflik yang diceritakan merupakan konflik yang berhubungan dengan masalah sendiri, orang lain, ataupun masalah sosial yang bersifat realis. Untuk cerita anak, cerita diselesaikan dengan tetap mempertahankan logika dank e-realistikan. Akhir yang realis, membuat anak agar dapat memahami diri sendiri, orang lain, atau sosial, melalui tokoh-tokoh, cerita, serta konflik yang dapat dipercaya.
Realisme Binatang (animal realism) bercerita tentang binatang yang berupa nonfiksi. Dalam realism binatang ini memunculkan bentuk fisik binatang dengan habitat, cara, dan siklus hidup mereka. Namun dalam cerita binatang anak, yang biasa disebut fabel, menampilkan cerita binatang yang berkarakter seperti manusia, dapat berbicara, berpikir, dan bergerak. Jenis fabel yang mempersonifikasikan karakter manusia tersebut tidak dikategorikan sebagai realisme binatang.
Realisme Historis
Realisme historis (historical realism) mengisahkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, lengkap dengan factual-logisnya. Misalnya mendeskripsikan rumah, jalan, dan kondisi lingkungan pada saaat peristiwa berlangsung. Biasanya, cerita bersejarah mengacu pada peristiwa besar atau nama tokohnya yang memiliki nilai kesejarahan, seperti : Perang Diponegoro, Pertempuran Lima Hari di Semarang, Pengeran Imam Bonjol, Bandung Lautan Api, dan lain-lain.
Realisme Olahraga
Cerita olahraga (sport stories) adalah cerita yang berkaitan dengan keolahragaan. Realism olahraga ini juga dapat dipakai untuk menanamkan nilai kejujuran, keadilan, kedisiplinan, dan lain-lain pada diri anak.
Fiksi Formula. Genre ini disebut Fiksi Formula karena memiliki pola-pola tertentu yang membedakannya dengan jenis yang lain, misalnya cerita misteri, cerita detektif, yang memiliki pola tertentu dalam gaya penceritaannya.
Cerita fantasi. Fantasi menawarkan sesuatu yang sulit diterima. Dalam cerita fantasi menampilkan tokoh, alur, tema yang kebenarannya dipertanyakan, walaupun didalam cerita fantasi masih terdapat peristiwa realis. Misalnya cerita manusia yang berbicara dengan binatang. Jika didalam dunia nyata, perbuatan manusia tersebut patut dipertanyakan, karena merupakan hal tak wajar jika manusia berbicara dengan binatang.
Sastra Tradisional. Istilah tradisional menunjukkan bahwa cerita yang dulu, telah mentradisi, tak tahu kapan dimulainya, dan tak tahu siapa yang mengarangnya, dan dikisahkan secara lisan. Berbagai cerita tradisional tersebut telah banyak yang dibukukan, sehingga cerita tidak akan hilang dari masyarakat.
Puisi. Genre puisi anak dapat berwujud puisi lirik tembang tradisional anak, naratif, dan puisi personal. Lirik tembang anak seperti lagu nina bobo, sluku-sluku batok, cublak suweng, dan lainnya. Selain lirik tembang, puisi juga berbentuk naratif, puisi yang didalamnya mengandung cerita. Sedangkan puisi personal adalah puisi yang sengaja ditulis untuk anak-anak.
Nonfiksi. Sejumlah buku bacaan anak nonfiksi ditulis dengan kadar artistik yang tinggi, sehingga anak yang membacapun tidak jenuh, malah memperoleh pemahaman dan kesenangan. Nonfiksi ada beberapa sub genre, yaitu buku informasi dan biografi.
Sedangkan genre sastra anak menurut Burhan N, terdiri genre fiksi, nonfiksi, puisi, sastra tradisional, dan komik.
1. Fiksi. Dari segi bentuk, penulisan fiksi berupa prosa. Dari segi isi, fiksi menampilkan cerita khayal yang tidak merujuk pada kebenaran faktual. Tokoh dan peristiwa yang dikisahkan memiliki kemungkinan ada dan terjadi, meski tidak benar-benar ada dan terjadi. Jika dikaitkan dengan genre Lukens, yang termasuk dalam genre fiksi ini adalah genre fantasi, fiksi formula, realism, fiksi sejarah, serta novel anak dan cerpen anak.
2. Nonfiksi. Karangan yang menunjuk pada kebenaran faktual, sejarah, yang memiliki acuan, memiliki bukti. Genre yang berkaitan dengan Lukens adalah genre realism historis, realism binatang, dan realism olahraga, serta buku informasi dan biografi.
3. Puisi. Sebagaimana halnya dengan genre fiksi, puisi yang dimaksudkan di sini adalah puisi anak. Puisi ini memang sengaja ditulis dengan kacamata anak.
4. Sastra tradisional. Berdasakan waktu kemunculan dan penulisannya, karya sastra dapat dibedakan ke dalam sastra tradisional dan sastra modern. Sastra tradisional jika dikaitkan dengan genre Lukans adalah genre dongeng, mitos, legenda, dan fabel. Berbagai cerita tradisional tersebut telah banyak ditulis ulang dan dibukukan untuk bacaan sastra anak. Namun, meskipun sekarang ini muncul fabel yang ditulis secara modern seperti yang ada pada media massa, ia tetap saja dipandang sebagai bagian dari sastra tradisional
5. Komik. Komik adalah cerita bergambar dengan sedikit tulisan. Bahkan kadang-kadang ada gambar yang tanpa tulisan sudah dapat dimengerti oleh pembaca. Komik sastra anak adalah komik yang layak dan sengaja dimaksudkan untuk bacaan anak. Tentu saja dengan isi yang dibatasi.
Komentar
Posting Komentar